Dalam Larutan, kation akan mencari kutub negatif anoda, sedangkan anion akan mencari kutub positif katoda. Penghantaran listrik ini disebut konduktivitas atau lazimnya disebut elektrokonduktivitas ( EC, electro-conductivity). Satuan ukuran elektrokonduktivitas adalah mS/cm atau mmho/cm atau sering hanya digunakan satuan mS. Ada juga yang tidak menyebutkan satuannya. Misalnya persemaian tomat menggunakan EC 2,0; fase vegetatif atau pertumbuhan digunakan EC 2,0; fase generatif atau pembungaan digunakan EC 3,0 atau lebih. Jelas bahwa semakin tinggi nilai EC maka semakin pekat konsentrasi kation dan anion serta semakin tinggi penghantaran listriknya.
Pengukuran elektrokonduktivitas atau penghantaran listrik dilakukan dengan alat EC-meter elektonik yang dapat mengukur hingga satu angka dibelakang koma pada monitornya.
Ada catatan dari peneliti hidroponik yang menyebutkan bahwa untuk sayuran daun EC maksimumnya adalah 4,2. Bila angkanya lebih besar maka larutan nutrisi akan lewat begitu saja tanpa diserap oleh akar karena akar sudah kelebihan nutrisi. Dengan demikian efisiensi penyerapan unsur hara sudah turun dan pertumbuhan pun sudah stagnan atau berhenti. Bila EC lebih tinggi lagi maka nilai ambang batas fitotoksisitas (keracunan) sudah terlampaui sehingga keseimbangan proses fisiologi didalam tubuh tanaman sulit diatur.
Perhitungan nilai ECdengan EC-meter selalu ada angka dibelakang koma. Oleh karena itu, satuan pengukurannya diubah menjadi angka bulat yang disebut conductivity meter (cF) . Satuan ini merupakan sepuluh kali dari angka satuan EC tanda koma menjadi hilang. Tujuan pembulatan satuan ini adalah untuk memudahkan dalam komunikasi antar pekerja di lapangan.
Kerusakan Tanaman Akibat EC Terlalu Tinggi
Pernah terjadi kasus semua daun melon berubah warna menjadi coklat seperti hangus. Setelah diteliti terbukti ternyata EC-nya mencapai 9,2 jauh diatas ambang batas EC untuk melon bahkan mendekati fitotoksisitas, daun yang hangus disebabkan oleh sel-sel mengalami plasmolisis. Air yang seharusnya masuk kedalam sel terbukti keluar dari sel. Penyebabnya adalah air sudah dihisap oleh cairan hipertonis (lebih pekat) yang berada diluar sel dibandingkan dengan cairan hipotonis (lebih encer) yang berada didalam sel. Akibatnya sel kehilangan air dan sitoplasmanya terlepas dari dinding sel dan rusak yang disusul dengan kematian sel. Akhirnya terkesan bahwa daun menjadi coklat mengering hangus.
Rupanya kerusakan oleh EC yang terlalu tinggi sudah berlangsung lama. Ini terlihat dari buah melonnya berukuran kecil, sehingga tidak layak jual. Namun saat dimakan, rasa manisnya luar biasa. Timbul teori yang kemudian dijadikan patokan kerja bahwa untuk memproduksi buah melon super manis perlu menggunakan EC yang tinggi. Namun RC perlu dijaga agar masih berada di ambang kerusakan.
Penerapan EC pada Produksi Tanaman Buah
Bila pada fase vegetatif atau pertumbuhan tanaman melon digunakan EC 2,0 - 2,5 maka pada fase generatif digunakan EC 3,5. Angka EC tersebut masih jauh dibawah ambang "kenyang" untuk tanaman melon, yaitu EC 4,2. Peralihan fase vegetatif ke generatif ditandai dengan munculnya bunga pertama pada umur sekitar 30-35 hari. Daun-daun yang terbentuk akan menjadi lebar, tebal, tegap, serta berwarna hijau sehingga fotointesis asimilasi CO2 berjalan lancar. Akibatnya banyak terbentuk karbohidrat sebagai sintesis protein sehingga buah mencapai ukuran besar. Bila buah sudah mencapai ukuran maksimal maka mulailah sisa karbohidrat didalam buah ditumpuk menjadi glukosa atau gula. Dengan demikian semakin lama buah menjadi semakin manis. Rasa manis ini pun akan makin bertambah debgan adanya gula yang dibuat oleh klorofil pada permukaan buah. Oleh kare3na itu, dengan merekayasa EC maka dapat dihasilkan buah yang berukuran besar dan manis sehingga harapan untuk mendapatkan harga jual lebih tinggi dapat tercapai.
Jumlah Padatan Terlarut
Jumlah padatan terlarut atau Total Dissolved Solutes (TDS) memiliki satuan ppm (parts per million, bagian per sejuta). Pada prinsipnya cara kerja TDS-meter sama dengan EC-meter, yaitu mengukur penghantaran listrik antara katoda dengan anoda yang oleh alat, angkanya dikonversikan menjadi ppm. EC 1mS/cm akan terbaca sebagai TDS sekitar 700ppm. Namun tergantung dari merk dan ramuan nutrisinya maka koefisien tidak selamanya bernilai 700ppm, terkadang hanya 630-680ppm Oleh karena itu dianjurkan menggunakan koefisien 640, tergantung dari kemurnian bahan kimia yang digunakan. Paling banyak dianut ialah TDS dengan koefisien 700ppm per EC 1,0mS/cm. Dalam praktek dilapangan, TDS-meter tidak banyak digunakan dibandingkan dengan EC-meter.
Semoga Bermanfaat......
EC & TDS Meter |
Pengukuran elektrokonduktivitas atau penghantaran listrik dilakukan dengan alat EC-meter elektonik yang dapat mengukur hingga satu angka dibelakang koma pada monitornya.
Ada catatan dari peneliti hidroponik yang menyebutkan bahwa untuk sayuran daun EC maksimumnya adalah 4,2. Bila angkanya lebih besar maka larutan nutrisi akan lewat begitu saja tanpa diserap oleh akar karena akar sudah kelebihan nutrisi. Dengan demikian efisiensi penyerapan unsur hara sudah turun dan pertumbuhan pun sudah stagnan atau berhenti. Bila EC lebih tinggi lagi maka nilai ambang batas fitotoksisitas (keracunan) sudah terlampaui sehingga keseimbangan proses fisiologi didalam tubuh tanaman sulit diatur.
Perhitungan nilai ECdengan EC-meter selalu ada angka dibelakang koma. Oleh karena itu, satuan pengukurannya diubah menjadi angka bulat yang disebut conductivity meter (cF) . Satuan ini merupakan sepuluh kali dari angka satuan EC tanda koma menjadi hilang. Tujuan pembulatan satuan ini adalah untuk memudahkan dalam komunikasi antar pekerja di lapangan.
Kerusakan Tanaman Akibat EC Terlalu Tinggi
Pernah terjadi kasus semua daun melon berubah warna menjadi coklat seperti hangus. Setelah diteliti terbukti ternyata EC-nya mencapai 9,2 jauh diatas ambang batas EC untuk melon bahkan mendekati fitotoksisitas, daun yang hangus disebabkan oleh sel-sel mengalami plasmolisis. Air yang seharusnya masuk kedalam sel terbukti keluar dari sel. Penyebabnya adalah air sudah dihisap oleh cairan hipertonis (lebih pekat) yang berada diluar sel dibandingkan dengan cairan hipotonis (lebih encer) yang berada didalam sel. Akibatnya sel kehilangan air dan sitoplasmanya terlepas dari dinding sel dan rusak yang disusul dengan kematian sel. Akhirnya terkesan bahwa daun menjadi coklat mengering hangus.
Rupanya kerusakan oleh EC yang terlalu tinggi sudah berlangsung lama. Ini terlihat dari buah melonnya berukuran kecil, sehingga tidak layak jual. Namun saat dimakan, rasa manisnya luar biasa. Timbul teori yang kemudian dijadikan patokan kerja bahwa untuk memproduksi buah melon super manis perlu menggunakan EC yang tinggi. Namun RC perlu dijaga agar masih berada di ambang kerusakan.
Penerapan EC pada Produksi Tanaman Buah
Bila pada fase vegetatif atau pertumbuhan tanaman melon digunakan EC 2,0 - 2,5 maka pada fase generatif digunakan EC 3,5. Angka EC tersebut masih jauh dibawah ambang "kenyang" untuk tanaman melon, yaitu EC 4,2. Peralihan fase vegetatif ke generatif ditandai dengan munculnya bunga pertama pada umur sekitar 30-35 hari. Daun-daun yang terbentuk akan menjadi lebar, tebal, tegap, serta berwarna hijau sehingga fotointesis asimilasi CO2 berjalan lancar. Akibatnya banyak terbentuk karbohidrat sebagai sintesis protein sehingga buah mencapai ukuran besar. Bila buah sudah mencapai ukuran maksimal maka mulailah sisa karbohidrat didalam buah ditumpuk menjadi glukosa atau gula. Dengan demikian semakin lama buah menjadi semakin manis. Rasa manis ini pun akan makin bertambah debgan adanya gula yang dibuat oleh klorofil pada permukaan buah. Oleh kare3na itu, dengan merekayasa EC maka dapat dihasilkan buah yang berukuran besar dan manis sehingga harapan untuk mendapatkan harga jual lebih tinggi dapat tercapai.
Jumlah Padatan Terlarut
Jumlah padatan terlarut atau Total Dissolved Solutes (TDS) memiliki satuan ppm (parts per million, bagian per sejuta). Pada prinsipnya cara kerja TDS-meter sama dengan EC-meter, yaitu mengukur penghantaran listrik antara katoda dengan anoda yang oleh alat, angkanya dikonversikan menjadi ppm. EC 1mS/cm akan terbaca sebagai TDS sekitar 700ppm. Namun tergantung dari merk dan ramuan nutrisinya maka koefisien tidak selamanya bernilai 700ppm, terkadang hanya 630-680ppm Oleh karena itu dianjurkan menggunakan koefisien 640, tergantung dari kemurnian bahan kimia yang digunakan. Paling banyak dianut ialah TDS dengan koefisien 700ppm per EC 1,0mS/cm. Dalam praktek dilapangan, TDS-meter tidak banyak digunakan dibandingkan dengan EC-meter.
Semoga Bermanfaat......